Sebagai motivator Indonesia kadang saya prihatin dengan pola pikir masyarakat kita.
Salah kaprahnya masyarakat kita itu terlanjur menganggap motivator itu manusia sempurna dan nggak boleh keliru dan gagal. Jelas-jelas ini anggapan yang salah kaprah. Toh motivator itu manusia biasa.
Ada pula yang nyeletuk, "Kok motivator tarifnya mahal banget?" Ah, nggak juga. Tepatnya, tergantung. Kalau mahal pun, sah-sah saja. Ini kan seperti profesi layaknya pengacara, notaris, dan arsitek. Ada level-levelnya. Ngomong-ngomong, seorang dosen agama sekalipun ada level-levelnya. Apakah dia S2, S3, atau profesor. Tentu gajinya di kampus juga beda-beda. Mana bisa disamakan? Upah seperti itu, yah legal dan halal.
Mari kita sama-sama introspeksi. Ingat, kita dinilai dari tindakan kita, bukan karena tindakan orang lain. Terakhir, doakan motivator-motivator yang telah berjasa menunjukkan golden ways dalam kehidupan kita. Bukankah segala doa dan prasangka yang baik-baik akan kembali kepada kita? Insya Allah itu nyata. Ya, nyata. Sekian dari saya, Ippho Santosa.
Ippho Santosa sebagai motivator Indonesia telah berseminar di belasan negara di 4 benua dan pernah belajar langsung dengan motivator dunia seperti Richard Branson dan Nick Vujicic. Ia sering diundang kementerian, kedutaan, dan BUMN. Ia juga pendiri 70-an sekolah dan kampus di seluruh Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar